“Journal of Terror : Kembar”
“JOURNAL of TERROR : KEMBAR’’
Oleh : Sweta Kartika
Penerbit : M&C
Tanggal Terbit : Cetakan Pertama 2019
Jumlah Halaman : 336
ISBN : 9786–0248–058–69
Harga : Rp 89.000 ( Pulau Jawa)
Sinopsis 📋 :
Namaku Prana. Aku bisa melihat penghuni dunia seberang melalui mata saudara kembarku yang sudah mati. Tanpa penah kuduga, kemampuan ini telah mengantarkanku ke depan gerbang petualangan menuju melalui dunia kegelapan. Ini adalah catatan harianku. Kumpulan kisah-kisah berhantu yang kurangkum dalam sebuah jurnal. Jurnal penuh misteri. Jurnal penuh teror.
Resensi singkat 📝 :
Buku novel bergenre horror boleh dikatakan adalah buku novel favorite saya, mengapa saya menyukai novel bergenre horror karena disitu saya bisa merasakan ketakutan, dan misteri dari isi novel tersebut. Cerita tentang seseorang yang bisa “melihat” bukan sesuatu yang baru untuk saat ini. Penggambaran sosok seram lengkap dengan deskripsi di luar tokoh utama sangat menyeramkan. Beberapa orang yang tidak dapat “melihat” mungkin saja aura yang berada ditubuh bisa ditangkap melalui indra lainnya, misal dengan perasaan kurang enak, bebauan yang tidak lazim, indra pendengaran yang tiba-tiba menangkap suara aneh tak berwujud. Itu semua dapat dideskripsikan detail oleh si penulis dengan sangat jelas. Di dalam buku “Journal of Terror : Kembar” diceritakan tokoh utama bernama Prana seorang anak SMA yang sebenarnya tidak terlahir sebagai anak indigo, tetapi di usianya yang kelima, tiba-tiba ia jatuh sakit dan mempunyai kemampuan untuk bisa “melihat” yang seharusnya dia tidak memilikinya. Sejak saat itu Prana harus memilih apakah dengan kemampuan yang bisa “melihat” membuat hidupnya dapat mengekspos kepada orang lain atau menyembunyikannya. Prana sadar bahwa dengan kemampuannya yang tidak biasa untuk orang lain di sekitarnya, hingga akhirnya ia memilih sebagai sosok yang pemalu, dan tidak mudah bergaul pada orang lain.
Kehidupannya mulai berubah sejak ia duduk di bangku SMA dan mulai mengenal lawan jenisnya. Seorang gadis cantik yang mampu membuat hati Prana luluh dengan kecantikannya, ia kenal dalam perjalannya pulang ke rumah dengan transportasi bus yang sama setiap hari. Sayangnya, ia memperhatikan hal aneh pada sosok cantik yang selalu duduk di kursi paling belakang dan memandang arah yang sama setiap hari. Benar sekali gadis cantik itu adalah hantu, gadis cantik bernama Alina itu tidak tahu kalau ia sudah meninggal sejak 17 tahun yang lalu. Pengalaman bersama orang-orang yang sudah meninggal lengkap dengan problema mereka mulai menjadi atau mungkin menjadi urusan Prana secara tidak langsung. Ada hal yang memang ia ingin bantu selesaikan atau hal-hal yang ia biarkan demikian adanya, dan hal mistis yang turut hadir dalam perjalanannya. Ada beberapa bab dan judul yang berbeda-beda di setiap ceritanya yang ditulis oleh si penulis supaya si pembaca merasakan ketakutakan di dalamnya.
Bagian dari isi buku 📖 :
# Gemuruh emosi datang menghujam nalarku. Ada ketakutan, ada kebingungan, ada pula kegelisahan yang makin menjadi-jadi karena dirundung peristiwa mistik yang tak kunjung berujung. Aku berhadapan dengan diriku sendiri. Kamu adalah aku. Kamu siapa?!. Saat aku mulai sibuk bertanya, ia menelengkan kepala. Matanya memerah, senyumnya merekah. Sejurus kemudian, aliran darah mengalir dari kedua matanya disusul dari lubang hidung dan mulutnya. Anak itu tertawa. Tertawa serak, melengking berpadu dengan dengingan. Mataku terpejam. Lalu, dalam satu napas aku berteriak.
# Kejadian malam itu menandai kelahiranku yang sesungguhnya. Aku bukan lagi Prana yang sama. Tak ada lagi cerita anak balita yang ceria. Tak ada lagi sosok anak laki-laki normal di keluarga kecil ini.
# Rasa yang kini menggelayut di sekujur tubuhku ini begitu asing. Aku kesulitan mencari perumpamaan yang serupa. Mungkin ini terdengar berlebihan dan sedikit kepagian, tapi sosok gadis itu telah mencuri hatiku. Siapa dia?
# Dan bonus dari peristiwa singkat itu adalah aku berhasil membaca secarik tulisan pendek yang tertera di dada kanannya. Sebait nama, secantik wajahnya. Alina.
# Ia nyaris tak beranjak dari posisinya. Duduk mematung layaknya barang yang tertinggal. Aku tak bisa memandang wajahnya yang terpaling ke lain sisi. Namun, dari tempatku berdiri, paras cantiknya muncul begitu saja di kepalaku. Seolah-olah daya imajiku telah mengambil alih melengkapinya. Alina adalah hantu.
# Di penghujung perenungan itu, aku terenyak. Apa kiranya yang membuat Alina jadi hantu? Seperti apa dia di kehidupan sebelumnya? Kapan di wafat? Sejak kapan di ada di sana ?
# Lalu, di saat kehangatan kembali memercik dari ruang nalar, mataku menangkap sesuatu yang sangat tak lazim. Di balik lembar itu, terdapat sebuah foto hitam putih yang ukurannya lebih besar di antara foto lainnya, ditempatkan di tengah-tengah halaman. Mengenang sahabat kami, Alina Paramita Sari 1984–2002
# Di ujung gang yang sepi, aku berhenti di bawah naungan atap gapura. “Prana, ada apa? Alina gelisah mendekatkan wajahnya. Aku balas menatapnya. Kusutnya benang emosiku perlahan terurai. “Alina…,” kataku perlahan. “…kamu wafat 17 tahun yang lalu.”
# Kini, setelah pergumulan perasaan itu menguap dalam batas kenangan, aku baru benar-benar menyadarinya. Pemandangan yang terdampak dari sudut ini sungguh indah. Inilah pemandangan senja yang selalu dilihat oleh Alina. Kemegahan peralihan hari yang senantiasa berulang, melukiskan nuansa kedamaian di relung jiwa. Dalam sayupan kekaguman dan rasa syukur itu, selantun doa terucap dari lengkung senyumanku. “Selamat tinggal, Alina.”
❤️ Hanya singkat cerita perjalanan seorang Prana anak laki-laki yang jatuh cinta pada hantu berwajah cantik bernama Alina. Tidak dipungkiri rasa jatuh cinta hadir di dalam dirinya dan Prana mengetahui kehidupan Alina sebelum meninggal, dan apa yang membuat arwah Alina masih ada di dunia. Prana membantu Alina untuk dapat kembali ke tempatnya dengan tenang, karena di situlah Alina menemukan sosok laki-laki yang dulu sebagai pacar Alina, dan seorang laki-laki tersebut dialah yang membuat Alina belum bisa pergi dengan tenang. Disini saya membuat review hanya pada bagian Prana dan Alina secara garis besar, ada beberapa bab dan judul berbeda-beda di dalam buku tersebut. Jika teman-teman semua ingin tahu seperti apa perjalanan Prana sebagai seorang indigo di dalam kehidupannya, dapatkan bukunya melalui gramedia terdekat atau melalui gramedia go. Enjoy reading ❤️